Mengapa Saya Sering Merasa Tidak Berguna
Saya entah mengapa terkadang merasa diri ini tidak berguna, tidak memiliki manfaat baik untuk diri sendiri dan orang lain. Saya melihat banyak orang yang lebih dapat membahagiakan orang-orang disekitarnya, menjadi terkenal, kaya raya, dan jauh lebih makmur dari keadaan saya yang sekarang ini.
Bahkan dalam setiap bidang, saya merasa diri saya tidak ada apa-apanya dibandingkan orang-orang yang menekuni bidang serupa. Saya payah, tidak terlalu bisa diandalkan, bahkan untuk diri saya sendiri.
Lihat, kamar saya berantakan. Menyediakan waktu untuk bersih-bersih saja saya tidak punya waktu. Sedangkan segala aktivitas yang saya jalani seakan-akan tidak menghasilkan apa pun bagi hidup saya, selain membangkitkan rasa bosan yang semakin menjadi setiap harinya.
Saya belum bisa membahagiakan banyak orang. Jangankan untuk membahagiakan orang tua, membahagiakan diri sendiri saja sepertinya saya masih sulit.
Apakah masa depan saya cerah? Apakah hidup saya akan berakhir sia-sia? Apakah saya akan selamanya menjadi pecundang dan aib bagi orang-orang?
Saya googling. Bersyukur, ternyata Google memberi saya lebih dari 20 juta hasil meskipun yang saya dalami hanyalah beberapa halaman awal. Meski banyak pula yang memberikan tips agar tidak terus-terusan merasa tidak berguna, namun itu semua seakan masih tidak mengena.
Saya berpaling dari laptop, terdiam.
Benar, saya pasti secara tidak sadar pernah menjadi orang yang berguna.
Benar, bahwa nafas saya mungkin berkontribusi bagi kelangsungan hidup pepohonan dan tumbuhan hijau.
Benar, bahwa Allah menciptakan manusia pasti ada tujuan masing-masing yang harus ditinjau.
Tapi, manusia pada dasarnya menginginkan hal yang ‘lebih’.
Saya hanya perlu satu pertanyaan, mengapa perasaan menjadi tidak berguna itu muncul di saat orang-orang mungkin menginginkan hidup menjadi diri saya?
Gotcha!
Saya hanya merasa sedang down. Artinya, saya butuh hiburan. Mungkin jalan-jalan sesaat, melihat postingan-postingan humor, atau bahkan menonton film dapat mengembalikan lagi semangat saya yang sedang disandera oleh perasaan tidak berguna itu. Mendapatkan inspirasi telah menjadi suplemen penting bagi otak yang sedang bosan.
Saya terlalu banyak membandingkan dengan orang lain. Ketika saya ‘dituduh’ kurang bersyukur karena merasa tidak berguna, sepertinya tidak begitu tepat. InsyaAllah saya merasa lebih dari beberapa orang ketika mendapatkan sesuatu yang saya inginkan meski itu sangat kecil, mendorong saya untuk bersyukur. Tetapi, saya mungkin terlalu sering melihat ular naga padahal diri saya masih dalam tahap cacing.
Saya terlalu terburu-buru. Rasa ingin membuat orang lain, terutama orang terdekat saya bahagia itu adalah suatu perkara yang mulia. Namun, saya sepertinya tidak memiliki visi dan misi sehingga keseharian saya berantakan. Mengapa saya tidak mulai berbenah dari hal yang kecil, seperti menabung, memperbaiki kinerja, dan melakukan sesuatu dengan lebih totalitas?
Saya perlu mencoba hal baru. Waktu saya cenderung sia-sia, saya hanya bermalas-malasan yang mungkin membuat waktu menjadi jauh lebih kejam dari saya. Saya tidak menyadari bahwa terakhir saya benar-benar berbahagia adalah tiga tahun yang lalu. Perasaan baru kemarin, begitu bunyi batin saya. Kemana semangat saya yang pernah hinggap di pundak saya? Saya ingat dulu hanya melakukan sesuatu dengan bebas, namun pasti.
Itu kode dari Allah. Mungkin akhir-akhir ini saya jarang mengaji Al-Quran? Mungkin salat saya semakin tidak tepat waktu? Mungkin semakin hari jumlah sedekah saya semakin berkurang? Allah Maha Tahu saya memiliki keinginan-keinginan, mungkin Dia ingin saya mendekat kepadaNya dengan ‘memberikan’ harapan-harapan yang membuat saya merasa tidak berguna. Sementara, mendekat dan berdoa kepadaNya dapat membuat cita-cita lebih mudah dan lebih pasti untuk diraih.
Saya telah berada di tahap berikutnya. Masa muda adalah masa di mana kebanyakan orang terjebak dalam hidup berfoya-foya, menghabiskan waktu dan harta tanpa tujuan permanen. Mengkhawatirkan masa depan telah membalik masa kemarin menjadi masa yang serius dalam hidup, karena memang kesuksesan bukanlah hal yang main-main. Dengan menyadari pentingnya hari esok, saya sudah menang satu babak dari yang lain, yang masih menikmati kubangan hura-hura.
Lakukan detik ini juga, lakukan dengan gila. Saya punya hobi. Ibarat pelari yang memiliki ancang-ancang sebelum mulai berlari. Cukup siapkan konsep yang matang sebagai persiapan, kemudian cukup letakan ujung pena ke atas kertas sebagai permulaan, dan mulai berlari dengan maksimal. Kerahkan tenaga dengan sekuat-kuatnya, karena saya mengejar ketertinggalan waktu. Istirahat cukup, jaga asupan, minimalisir sakit. Saya insyaAllah akan menemukan titik di mana usaha saya akan menjemput hasilnya.
Tetaplah sibuk. Jangan beri kendor, jangan beri ampun. Waktu yang kosong bisa membuat saya semakin tidak berguna. Benar bahwa saya tidak bisa mengalahkan waktu, namun setidaknya, saya ingin membuat waktu bangga bahwa ia pernah dipergunakan oleh seorang manusia seperti saya.
Tuai hasil maksimal. Saya mengerti, terkadang saya merasa tidak berguna karena apa yang saya lakukan hanya sebatas jangka pendek. Mengapa saya harus memiliki harta banyak sedang saya selalu merasa kurang? Mengapa saya harus terkenal sementara orang-orang yang saya kenal justru acuh kepada saya? Saya hanya memikirkan diri dan usaha saya sendiri tanpa memberi manfaat yang berarti bagi sekitar.
Setiap orang sudah memiliki garis hidup masing-masing, tetaplah berjalan di garis kalian.
https://ift.tt/eA8V8J
from Halo Dunia https://ift.tt/31Jizj7
via IFTTT
Post a Comment